NASA bermimpi untuk membangun rumah yang nantinya ditempati koloni manusia di Mars. Tapi, membawa material untuk membangun rumah menggunakan pesawat antariksa menuju Mars tentu bukan perkara mudah.
Untuk itu, badan antariksa AS ini tertarik mengembangkan ide dan material alternatif, termasuk kemungkinan membangun rumah dengan material yang terbuat dari jamur.
Program NASA Innovative Advanced Concepts (NIAC) telah memberikan hibah untuk penelitian yang melihat bagaimana arsitektur jamur bisa dikembangkan untuk membangun rumah di Bulan dan Mars.
Penelitian ini akan fokus pada mycelia, bagian jamur yang mirip seperti benang dan bisa tumbuh menyebar dan bercabang. Dengan kondisi yang tepat, cabang dan persebaran mycelia ini bisa membentuk struktur yang padat.
NASA juga menjelaskan bagaimana konsep wujud habitat dari jamur yang dikembangkan untuk koloni manusia di Mars. Konsep habitat ini akan mencakup kubah yang memiliki tiga lapis material.
Lapisan terluar akan dibuat dari air es yang dibekukan untuk melindungi dari radiasi. Air dari lapisan ini akan menetes ke lapisan kedua yang diisi cyanobacteria untuk dimanfaatkan dalam proses fotosintesis.
Lapisan terakhir akan terbuat dari mycelia yang akan berkembang secara organik untuk membentuk material rumah yang kokoh. NASA mengatakan struktur dari mycelia ini akan dibiarkan tumbuh di lingkungan yang tertutup untuk kemudian dipanggang agar semua kehidupan yang ada di dalamnya hilang.
Pemanggangan ini penting untuk membuat struktur yang lebih kokoh dan memastikan tidak akan ada kehidupan asing yang mengkontaminasi Mars atau bakteri yang sudah hidup di sana.
Beberapa tahun belakangan peneliti memang telah memanfaatkan mycelia untuk menciptakan objek. Tim peneliti dari Universitas Brown dan Stanford berhasil membuat kursi dari mycelia sebagai bagian dari proyek arsitektur-myco di NASA Ames Research Center pada 2018.
Penelitian ini memang masih dalam tahap awal. Tapi NASA sudah berharap teknologi habitat dari jamur ini bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan konstruksi bangunan di Bumi.
“Ketika kita merancang untuk kehidupan luar angkasa, kita bebas untuk bereksperimen dengan ide dan material baru dengan kebebasan lebih daripada untuk di Bumi,” kata Principal Investigator Myco-Architecture NIAC, Lynn Rothschild.
“Dan setelah prototipe ini dirancang untuk dunia lain, kita bisa membawanya kembali ke dunia kita,” ucapnya.